Sabtu, 06 April 2013

HERBARIUM


LEMBAR KERJA SISWA
Judul                           :    Membuat Herbarium
Standar Kompetensi   :   Memahami manfaat keanekaragaman hayati
 Kompetensi Dasar     :  Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan Hewan serta peranannya bagi kelangsungan hidup di Bumi 
I.         HERBARIUM KERING
A.       Dasar Teori
Herbarium adalah sampel tumbuhan yang dikeringkan. Herbarium berguna di dalam pengenalan dan identifikasi jenis-jenis tumbuhan. Herbarium yang baik adalah yang memuat bagian-bagian tumbuhan yang representatif, yaitu organ-organ yang penting untuk identifikasi. Pada tumbuhan tingkat rendah organ-organ tersebut adalah spora atau kumpulan-kumpulan spora dan bagianbagian tertentu yang spesifik. Sedangkan untuk tumbuhan tingkat tinggi, bagian-bagian tersebut berupa bunga, buah, dan biji karena dasar klasifikasi tumbuhan tersebut adalah struktur bunga. Karenanya sampel yang berupa bunga adalah syarat utama untuk berhasilnya identifikasi sampai ke tingkat suku atau spesies. Sedangkan organ-organ lain seperti akar, batang, dan daun sifatnya adalah tambahan.

B.       Tujuan
Membuat herbarium kering untuk mengenal berbagai jenis tumbuhan.
C.       Alat dan Bahan
1.    Herbarium kit, meliputi ;
a.       Sasak (pengepres) berupa anyaman bambu atau papan serta kertas koran dan potongan kardus seukuran kertas A3, (lihat lampiran gambar 1.)
b.      Gunting atau pisau,
c.       Etiket gantung (untuk mencatat keterangan sampel ketika diperoleh di lapangan),
d.      Etiket gantung (untuk mencatat keterangan pada kertas herbarium).
2.    Tripleks atau Kertas karton ukuran A3
3.    Selotip dan lem
4.    Pensil dan pulpen
5.    Formalin 4% dalam alkohol 70 %

D.    Cara Kerja
1.      Ambillah sampel, berupa bagian-bagian tumbuhan yang representatif (bunga, buah, dan biji). Bisa juga ditambahkan bagian-bagian lain yang mendukung misalnya daun, akar, dan batang yang memiliki perawakan yang khas.
2.      Letakkan sampel tersebut di atas kertas koran, kemudian dipres dengan sasak.
·      Cara pengepresan adalah bagian paling bawah berupa sasak kemudian disusul dengan potongan kardus dan kertas koran di atasnya. Setiap sampel diberi pembatas berupa kertas koran, potongan kardus digunakan untuk membatasi setiap lima sampel. Satu set herbarium kit dapat digunakan untuk mengepres sampai 30 sampel, menyesuaikan dengan ukuran sampel-sampel tersebut.
·      Untuk menghindari tumbuhnya jamur pada sampel-sampel tersebut dapat dilakukan dengan menyemprotkan formalin atau alkohol.
·      Jangan lupa untuk memberikan etiket gantung pada setiap sampel, yaitu berisi keterangan mengenai nomor koleksi, tanggal pengambilan sampel, lokasi, dan nama jenisnya. Penulisan keterangan tersebut dilakukan dengan pensil.
3.      Keringkan sampel-sampel tersebut dengan dijemur tau dikeringanginkan. (sampel masih dalam keadaan dipres dengan sasak).
4.      Setelah tiga hari, umumnya sampel-sampel tersebut sudah cukup kering. Keluarkan sampel-sampel tersebut untuk ditempelkan pada kertas herbarium (A3).
5.      Sampel yang telah dikeluarkan dari sasak harus segera ditempelkan pada kertas herbarium dengan hati-hati.
·         Bagian sampel yang akan direkatkan dengan selotip terlebih dahulu diberi sepotong kertas agar bagian lem dari selotip tidak bersentuhan langsung dengan sampel.
·         Apabila sampel terlalu besar untuk ditempelkan pada kertas A3, sampel dapat dilipat atau dipotong pada bagian-bagian tertentu dengan hati-hati sehingga tidak menghilangkan ciri-cirinya.
6.      Lengkapi herbarium tersebut dengan etiket tempel yang berisi keterangan mengenai tanggal, habitatnya, klasifikasi tumbuhan tersebut dan catatan khusus (nama daerah, manfaat).
·         Penulisan keterangan tersebut dilakukan dengan pulpen. Etiket ini ditempelkan pada pojok kanan bawah dengan sedikit lem pada sisi kanannya.
7.      Kumpulkan herbarium dari berbagai jenis tumbuhan (lumut, paku, dan tumbuhan berbiji (tumbuhan obat/herbal)), dengan komposisi minimal satu spesies untuk tiap jenis tumbuhan.
8.      Kumpulkan pekerjaan kalian sebagai pelengkap laboratorium sehingga dapat digunakan untuk kegiatan belajar selanjutnya.


LAMPIRAN GAMBAR

1.      Beberapa contoh jenis sasak

2.      Contoh herbarium kering yang telah selesai proses pembuatannya 

  

SKEMA SINGKAT PEMBUATAN HERBARIUM KERING
Dalam proses belajar, siswa menempuh langkah-langkah berikut:
  1. Membuat dua buah sasak bambu untuk alas dan penutup (Gambar 1);
  2. Membuat etiket gantung dari kertas manila (yang cukup untuk tulisan nomor koleksi, nama tanaman, dan tanggal pengambilan tanaman) yang dilubangi di sudut kiri atas;
  3. Memilih tanaman yang bagus dan mempunyai bagian tanaman yang lengkap (Gbr. 2);
  4. Mencabut tanaman secara hati-hati agar bagian tanaman khususnya akar tidak rusak lalu mencatat nama dan tempat pengambilan tanaman tersebut (Gbr .3);
  5. Mencuci tanaman hingga bersih dan dikeringkan beberapa saat (Gbr. 4);
  6. Menuliskan nama tanaman pada etiket gantung kemudian menempelkannya pada tanaman diikat dengan kenur (Gbr. 6);
  7. Mengamati dan mencatat ciri-ciri tumbuhan tersebut (Gbr. 5);
  8. Menata tanaman di atas sasak yang dilapisi koran sebagai pembatas antara tanaman satu dengan lainnya (Gbr .5);
  9. Setelah tanaman tertata rapih, siswa menutupnya dengan sasak kedua kemudian diikat dengan tali rapia (Gbr. 7);
  10. Setelah tanaman kering, siswa menempelkan tanaman itu di atas kertas manila dengan bantuan plester bening (Gbr. 8);
  11. Siswa menyimpan tanaman di tempat yang tidak terkena matahari langsung (Gbr. 9)
  12. Siswa menambahkan keterangan mengenai tanaman pada kertas manila yang ditulis dengan etiket tempel (Gbr. 9);
  13. Apabila ada biji atau bagian tanaman yang rontok diletakkan di dalam amplop lalu ditempelkan dekat tanaman tersebut;










II.      Herbarium basah
Herbarium basah biasa digunakan pada pengawetan hewan kecil (invertebrata). Sedangkan tumbuhan yang diawetkan dengan cara dibuat herbarium basah adalah tumbuhan yang jika dikeringkan maka akan merusak bentuknya, misalnya untuk tumbuhan lumut dan rumput laut.
A.       Alat – alat yang diperlukan untuk teknik  pembuatan Herbarium basah (lumut) : 
1.    Botol bekas yang terbuat dari kaca dan tidak ada lekukan (botol nercafee, botol selai )
2.    Spesimen Lumut (mis: Marchantia);
3.    Formika (jika tidak ada dapat diganti dengan mika, namun usahakan mika tidak terlalu lentur);
4.    Larutan pengawet (FAA : Formalin, Alkohol, Asetat + CuSO4)
5.    Bor Listrik Kecil;
6.    Senar Pancing;
7.    Gunting;
8.    Sekop untuk mengambil spesimen;
9.    Spidol.

B.     Langkah Kerja:
1.      Eksplorasi tempat yang di duga terdapat spesimen Marchantia, kemudian ambil dengan menggunakan sekop secara hati-hati. Ingat: Spesimen yang akan diawetkan harus terdapat organ lengkap dan utuh serta tidak cacat. Organ yang harus ada meliputi: gemma cup, sisik dan rhizoid, arkegoniofor dan anteridiofor;
2.      Bersihkan kotoran dan tanah yang terdapat pada spesimen yang akan di awetkan dan hati-hati terhadap organ yang penting agar tidak rusak;
3.      Kemudian potong formika dengan gunting dan sesuaikan ukurannya dengan bagian dalam botol. usahakan formika yang telah di potong dan ketika dimasukkan ke dalam botol tidak mudah bergerak ke samping (harus rapat);
4.      Tempatkan posisi penempelan spesimen dan tandai dengan spidol. Dalam penempatannya dibutuhkan estetika agar spesimen yang diawetkan nampak bagus dan pemanfaatannya sebagai media pembelajaran bisa terlihat begitu juga dengan organnya. Tunjukkan organ gemma cup beserta thallusnya, Anteridiofor, Arkegoniofor dan sisik beserta rhizoid;
5.      Lubangi formika yang telah ditandai dengan bor;
6.      Ikat spesimen dengan senar pancing pada formika yang telah dilubangi secara hati-hati agar organ yang ingin ditunjukkan tidak rusak;
7.      Kemudian isilah botol dengan larutan pengawet sampai penuh dan tutuplah botol dengan rapat;
8.      Awetan basah Lumut siap digunakan. jika sudah jadi, maka awetan tersebut terlihat seperti gambar di bawah.
  

Download file LKS format docx. klik disini 
Download file LKS format pdf. klik disini