Rabu, 15 Juni 2011

TES BUTA WARNA ISHIHARA

Tes Ishihara adalah tes buta warna yang dikembangkan oleh Dr. Shinobu Ishihara. Tes ini pertama kali dipublikasi pada tahun 1917 di Jepang. Sejak saat itu, tes ini terus digunakan di seluruh dunia, sampai sekarang.
Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang didalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik berwarna tersebut disusun sehingga membentuk lingkaran. Warna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan melihat perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal (pseudo-isochromaticism).

Baik yang normal dan mereka dengan semua jenis defisiensi penglihatan warna membacanya sebagai 12.
Normal membaca ini sebagai 8. Mereka yang kekurangan merah-hijau membaca ini sebagai 3. Mereka yang buta warna total tidak bisa membaca angka apapun.

Normal membaca ini sebagai 29. Mereka yang kekurangan merah-hijau membaca ini sebagai 70. Mereka yang buta warna total tidak bisa membaca angka apapun.


Normal membaca ini sebagai 5. Mayoritas mereka dengan kekurangan penglihatan warna tidak bisa membacanya atau membacanya dengan benar.
Normal membaca ini sebagai 3. Mereka yang kekurangan merah-hijau membaca ini sebagai 5. Mereka yang buta warna total tidak bisa membaca angka apapun.
Normal membaca ini sebagai 15. Mereka yang kekurangan merah-hijau membaca ini sebagai 17. Mereka yang buta warna total tidak bisa membaca angka apapun.
 
Normal membaca ini sebagai 74. Mereka yang kekurangan merah-hijau membaca ini sebagai 21. Mereka yang buta warna total tidak bisa membaca angka apapun.
 

Normal membaca ini sebagai 6. Mayoritas mereka dengan kekurangan penglihatan warna tidak bisa membacanya atau membacanya dengan benar.


Normal membaca ini sebagai 45. Mayoritas mereka dengan kekurangan penglihatan warna tidak bisa membacanya atau membacanya dengan benar.
Normal membaca ini sebagai 73. Mayoritas mereka dengan kekurangan penglihatan warna tidak bisa membacanya atau membacanya dengan benar
Normal membaca ini sebagai 16. Mayoritas mereka dengan kekurangan penglihatan warna tidak bisa membacanya atau membacanya dengan benar
Normal membaca ini sebagai 42. Dalam protanopia dan Protanomalia kuat hanya 2is membaca, dan dalam kasus Protanomalia ringan angka itu dibaca, tapi 2 lebih jelas daripada 4. Dalam deuteranopia dan Deuteranomalia kuat hanya 4 dibaca, dan dalam kasus kedua angka Deuteranomalia ringan dibaca tetapi 4 lebih jelas daripada 2.
Normal membaca ini sebagai 26. Dalam protanopia dan Protanomalia kuat hanya 6 dibaca, dan dalam kasus Protanomalia ringan angka itu dibaca, tetapi 6 lebih jelas daripada 2. Dalam deuteranopia dan Deuteranomalia kuat hanya 2 dibaca, dan dalam kasus kedua angka Deuteranomalia ringan dibaca tetapi 2 lebih jelas dibandingkan dengan 6.
Dalam menelusuri garis berkelok-kelok antara dua X, normal menelusuri sepanjang garis Ungu dan Merah, Dalam protanopia dan Protanomalia kuat, hanya garis Ungu adalah ditelusuri, dan dalam kasus Protanomalia ringan kedua baris adalah ditelusuri tetapi garis Ungu lebih mudah untuk mengikuti. Dalam deuteranopia dan Deuteranomalia kuat hanya garis Merah adalah ditelusuri, dan dalam kasus Deuteranomalia ringan kedua baris adalah ditelusuri tetapi garis Merah lebih mudah untuk mengikuti.
Dalam menelusuri garis berkelok-kelok antara dua X, normal menelusuri garis yang menghubungkan kebiruan-hijau dan-kekuningan hijau, mereka yang kekurangan merah-hijau menelusuri garis yang menghubungkan-hijau kebiruan dan ungu, dan mereka yang buta warna total tidak dapat jejak setiap baris.
Dalam menelusuri garis berkelok-kelok antara dua X, normal menelusuri garis oranye, namun sebagian besar dari mereka dengan kekurangan penglihatan warna tidak dapat mengikuti garis atau mengikuti garis yang berbeda dari yang normal.

Dalam menelusuri garis berkelok-kelok antara dua X, normal menelusuri garis kebiruan-hijau, tapi sebagian besar dari mereka dengan kekurangan penglihatan warna tidak dapat mengikuti garis atau mengikuti garis yang berbeda dari yang normal.
Dalam menelusuri garis berkelok-kelok antara dua X, mayoritas dari mereka yang kekurangan merah-hijau jejak sepanjang garis, tapi mayoritas normal dan mereka yang buta warna total tidak mampu mengikuti garis.
Baik normal dan mereka dengan semua jenis defisiensi penglihatan warna dapat menelusuri garis berkelok-kelok antara dua X
Dibaca : 6
Dibaca : 5

Orang normal justru tak bisa melihat apapun, namun jika kamu buta warna justru terlihat angka 5 yang sangat jelas


mata normal bisa melihat kotak kuning dan lingkaran coklat, tapi mata buta warna hanya bisa melihat kotak kuning.