Jumat, 23 Maret 2012

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP


KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

A. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
    Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu,  
    seperti banyaknya persamaan dan perbedaan baik, secara morfologi, fisiologi, maupun anatominya.
    Makin banyak persamaan, maka makin dekat tali kekerabatannya.
    Klasifikasi makhluk hidup pada mulanya dibedakan atas dua kelompok, yaitu makhluk hidup yang
    bermanfaat dan tidak bermanfaat. Selanjutnya, pengklasifikasian itu berkembang dengan cara lain seperti
    berdasarkan tempat hidupnya, misalnya hewan darat dan hewan air, tumbuhan darat dan tumbuhan air,
    berdasarkan ukuran besar kecilnya, misalnya tumbuhan rumput-rumputan, tumbuhan pepohonan,
    tumbuhan perdu dan berdasarkan kegunaannya, misalnya tumbuhan pangan, tumbuhan obat-obatan, dan
    lain-lain.

   1. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup
      
Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
       a. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciriciri yang dimiliki
       b. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup
           dari jenis yang lain.
       c. Mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup.
       d. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
   
       Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut:
       a. Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam .
      
b. Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain .
   
  2. Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup
     
Dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
     a. Berdasarkan Persamaan
     b. Berdasarkan Perbedaan
     c. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
     d. Berdasarkan Ciri Biokimia
     e. Berdasarkan Manfaat

B. MACAM-MACAM KLASIFIKASI
     Seiring dengan perkembangan zaman, sistem klasifikasi makhluk hidup dilakukan dengan alasan-alasan
     tertentu yang dimulai dan dirintis oleh ilmuwan terdahulu dan terus berkembang sampai sekarang. Hal ini
     dikarenakan adanya penemuan-penemuan baru yang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia.
     Ada beberapa alasan yang digunakan para ahli sebagai dasar sistem klasifikasi. Untuk itulah sistem
     klasifikasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan/kelompok, yaitu sistem alami, sistem buatan, dan
     sistem filogenik.

     1. Klasifikasi Sistem Alami
         Anda sudah mengetahui bahwa klasifikasi pada dasarnya berpijak dari adanya persamaan. Hal ini
         dapat kita ketahui dengan mengamati makhluk hidup secara morfologi. Misalnya, kita mengamati
         binatang kucing, anjing, sapi, kuda, dan harimau. Jika kita lihat secara alami, dapat kita ketahui bahwa
         kelima binatang itu mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti yang
         dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang yang berkaki empat. Dengan demikian, dapat diketahui
         bahwa klasifikasi sistem alami merupakan terbentuknya suatu kelompok-kelompok makhluk hidup
         secara alami. Tokoh klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles , seorang berkebangsaan Yunani pada
         tahun 350 SM. Beliau membagi makhluk hidup menjadi dua dunia (kingdom), yaitu hewan dan
         tumbuhan. Dunia hewan ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya,
         sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.

     2. Klasifikasi Sistem Buatan
         Dibandingkan sistem klasifikasi secara alami, sistem klasifikasi buatan lebih baik, sempurna, dan
         mudah dipahami apabila dibandingkan sistem klasifikasi sebelumnya. Klasifikasi ini pertama kali
         diperkenalkan oleh Carl Von Linne (1707-1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus ,
         seorang ahli botani berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan sebagai “Bapak Taksonomi”.
         Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan struktur
         tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut :
         a. Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri
             struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.
        b. Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu kelompok, adapun
            yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
        c. Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang didasarkan pada banyak
            sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan.
       Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut :
       •  Kingdom/Regnum : dunia/kerajaan
       •  Filum/Divisio : bagian/keluarga besar
       •  Klassis : kelas
       •  Ordo : bangsa
       •  Familia : suku
       •  Genus : marga
       •  Species : jenis
      Jika kita perhatikan klasifikasi tersebut terdiri atas beberapa tingkatan, mulai dari kelompok besar,
      kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Selanjutnya, kelompok kecil dibagi menjadi
      beberapa kelompok kecil lagi sehingga akan terbentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil yang
      hanya mempunyai anggota satu jenis makhluk hidup.
      Tiap tingkatan kelompok inilah yang disebut takson . Takson disusun dari tingkat tinggi ke tingkat
      rendah. Dengan demikian, semakin tinggi tingkatan takson, maka semakin umum persamaan ciri-ciri
      yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Sebaliknya, semakin rendah tingkatan takson, maka semakin
      khusus persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Biasanya tingkatan ini memiliki
      jumlah makhluk hidup yang sedikit.
      a. Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia)
          Tingkatan takson ini merupakan tingkatan tertinggi untuk makhluk hidup. Semua hewan dimasukkan
          dalam kingdom Animalia dan semua tumbuhan dimasukkan dalam kingdom Plantae .
      b. Filum atau Divisio (Keluarga Besar) 
          Apabila kita mengelompokkan suatu makhluk hidup dalam kingdom, maka dengan melihat
          persamaan ciri-cirinya akan dimasukkan ke dalam suatu keluarga besar. Keluarga besar tersebut
          dimasukkan dalam filum untuk jenis hewan dan dimasukkan ke dalam divisio untuk jenis
           tumbuhan.
          Misalnya hewan yang memiliki kaki berbuku-buku dan kutikula yang keras dimasukkan dalam filum
          Arthropoda.
          Penamaan filum hewan tidak memiliki akhiran yang khas, sedangkan penamaan divisio tumbuhan
          diberi akhiran yang khas, misalnya phyta dan mycota. Tumbuhan yang berbiji dimasukkan dalam
           divisio Spermatophyta, jamur berbasidium dimasukkan dalam divisio Basidiomycota.
       c. Kelas 
          
Tingkatan takson ini lebih rendah dari kelompok takson filum atau divisio, artinya apabila kelompok
           makhluk hidup dalam divisio/filum memiliki ciri-ciri yang sama, maka dimasukkan dalam satu kelas.
           Contoh kelas pada hewan, yaitu hewan menyusui/Mamalia, misalnya anjing, kucing, kelinci, dan
           lain-lain. Adapun kelas pada tumbuhan ada dua, yaitu tumbuhan berbiji berkeping satu dan
           berkeping dua. Dengan demikian, tumbuhan mempunyai divisio: Spermatophyta, kelas:
           Monocotyledonae dan Dicotyledonae.
      d. Ordo (Bangsa)
          
Tingkatan takson yang lebih rendah dari kelas adalah ordo. Pada tumbuhan, nama ordo pada
           umumnya diberi akhiran ales , sedangkan pada hewan tidak memiliki akhiran. Contoh dari hewan
           mempunyai ordo Carnivora (bangsa pemakan daging), Omnivora (bangsa pemakan
           tumbuhtumbuhan). Adapun pada tumbuhan contohnya kelas Dicotyledonae mempunyai ordo  
           Graminales (bangsa rumput-rumputan), Rosales (bangsa mawarmawaran).
       e. Famili (Suku atau Keluarga)
          
Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Pada tingkatan family ini terdapat suatu
           kelompok yang berkerabat dekat dan memiliki banyak persamaan ciri. Nama famili pada tumbuhan
           pada umumnya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk nama hewan diberi akhiran idae . Contoh
           keluarga hewan, yaitu Canidae (keluarga anjing), Falidae (keluarga kucing). Contoh keluarga
           tumbuhan adalah Solanaceae (keluarga kentang), Rosaceae (keluarga mawar).
       f. Genus (Marga)
         
Takson genus adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama genus terdiri atas satu kata
          yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama hewan atau tumbuhan, zat kandungan, dan
          sebagainya. Huruf pertamanya diawali dengan huruf kapital dan ditulis dengan miring atau ditulis
          tegak dengan digaris bawah. Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing), Felis (marga
          kucing), Taenia (marga cacing). Adapun contoh pada tumbuhan, yaitu Rosa (marga mawar),  
          Annona   (marga sirsak dan srikaya), dan Solanum (marga terung-terungan).
      g. Species (Jenis) 
         
Species merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi unit atau satuan dasar klasifikasi.
          Species adalah kelompok makhluk hidup yang dapat melakukan perkawinan antarsesamanya dan
          akan menghasilkan keturunan yang subur (fertil). Penulisan kata species sama seperti penulisan dalam
          genus, hanya pada species terdiri atas dua kata, yaitu kata yang berada di depan merupakan nama
          marga (genus), sedangkan kata yang kedua menunjukkan jenisnya. Untuk kata yang kedua, huruf
          awalnya tidak perlu menggunakan huruf kapital. Contohnya: Canis familaris (anjing), Taenia 
          solium (cacing pita) , Rosa gallica (mawar), Carica papaya (pepaya), Oryza sativa (padi).

  3. Klasifikasi Sistem Filogenik
      Sistem klasifikasi ini dikelompokkan berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antarorganisme atau
      kelompok dengan melihat keturunan dan hubungan kekerabatan. Organisme atau kelompok yang
      berkerabat dekat memiliki persamaan ciri yang lebih banyak bila dibandingkan dengan organisme atau
      kelompok yang berkerabat jauh. Cara mengelompokkan makhluk hidup dilakukan dengan mengamati
      ciri-ciri secara morfologi, anatomi, fisiologi, dan perilaku.


C. KLASIFIKASI DALAM BIOLOGI MODERN
    Seiring dengan perkembangan ilmu biologi yang bertambah maju, maka metode klasifikasi makhluk hidup
    dipelajari tersendiri dalam cabang ilmu taksonomi. Sebelumnya Anda sudah mempelajari tentang
    klasifikasi sistem filogenik. Dasar itulah yang digunakan dalam klasifikasi makhluk hidup yang lebih
    modern.
    Apabila kita mencoba melakukan klasifikasi terhadap suatu makhluk hidup dengan baik dan benar, maka
    kita harus melalui beberapa tahap, yaitu pencandraan, pengelompokan, dan pemberian nama.


D. SISTEM KLASIFIKASI 
     Klasifikasi yang didasarkan pada filogenik telah mengalami berbagai perkembangan karena adanya
     penemuan-penemuan baru yang sesuai dengan peradaban manusia. Mulanya pada abad ke-19 sampai 
     20 masih menggunakan sistem dua kingdom, yaitu dunia tumbuhan ( Plantarum ) dan dunia hewan (  
     Animalia ), tetapi pada kenyataannya untuk organisme tingkat rendah seperti Amoeba , Paramecium ,
     dan Hydra sangat sulit ditentukan, termasuk dunia tumbuhan ataukah dunia hewan. Oleh karena itu, para
     ahli mengemukakan berbagai sistem klasifikasi sebagai berikut.
    1. Sistem Klasifikasi Dua Kingdom
        Penemu sistem ini adalah ilmuwan yang bernama Aristoteles (Yunani). Pengelompokan makhluk hidup
        tersebut adalah sebagai berikut.
        a. Kingdom tumbuhan (Plantarum) , memiliki ciri-ciri berdinding sel, berklorofil, dan berfotosintesis.
            Bakteri dan jamur meskipun tidak berklorofil tetap dimasukkan dalam kerajaan tumbuhan.
        b. Kingdom hewan (Animalia), memiliki ciri-ciri tidak berdinding sel, tidak berklorofil dan dapat
            bergerak bebas, yang termasuk pada kingdom ini seperti Protozoa, Mollusca, Porifera, 
            Coelenterata, Arthropoda, Echinodermata dan Chordata .
    2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom
       
Penemu sistem kingdom ini adalah Ernest Haekel (Jerman) tahun 1866, pengelompokan makhluk
        hidup tersebut adalah sebagai berikut.
        a. Kingdom Monera, memiliki ciri-ciri tubuh tersusun atas satu atau banyak sel, inti selnya tanpa
            selubung ( prokariotik ), contohnya adalah bakteri dan ganggang biru.
        b. Kingdom Plantae, yang temasuk dalam kingdom ini adalah alga, jamur, lumut, paku, dan tumbuhan
            berbiji.
        c. Kingdom Animalia, yang termasuk dalam kingdom ini adalah dari golongan Protozoa sampai
           golongan Chordata.
   3. Sistem Klasifikasi Empat Kingdom
      
Penemu sistem kingdom ini adalah Robert Whittaker pada tahun 1959. Pengelompokan makhluk
       hidup tersebut berdasarkan struktur sel yang dibedakan antara sel eukariotik , yaitu sel yang memiliki
       selaput inti, dan sel prokariotik , yaitu sel yang tidak memiliki selaput inti. Keempat kingdom itu antara
       lain:
       a. Kingdom Monera, ciri-cirinya adalah memiliki inti tanpa membrane ( prokarion ), contohnya
           bakteri dan ganggang biru.
      b. Kingdom Fungi, mencakup semua jamur.
      c. Kingdom Plantae, meliputi semua ganggang kecuali ganggang biru, lumut, paku, dan tumbuhan
         berbiji.
      d. Kingdom Animalia, meliputi semua hewan, mulai dari Protozoa sampai Chordata. 
  4. Sistem Klasifikasi Lima Kingdom 
     
Sistem ini merupakan penyempurnaan dari sistem empat kingdom oleh Whittaker pada tahun 1969
      dengan menggunakan dasar tingkatan organisme, susunan sel, dan faktor nutrisinya. Klasifikasi ini
      dianut oleh banyak ilmuwan sampai sekarang.
      Adapun sistem klasifikasi lima kingdom ini adalah sebagai berikut.
      a. Kingdom Monera, meliputi semua makhluk hidup atau organisme yang prokariotik, bersel satu, dan
          mikroskopis. Contohnya, semua bakteri dan ganggang hijau biru ( Cyanobakteri ), misalnya  
         Escherichia coli, Anabaena sp. , dan Nostoc sp.
     b. Kingdom Protista, sebagian besar terdiri atas organisme yang bersel satu, eukariotik, umumnya
         sudah memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan dan hewan. Contohnya: Euglena, Paramecium, dan  
         Amoeba .
      c. Kingdom Fungi, memiliki ciri-ciri eukariotik, tidak berklorofil sehingga tidak berfotosintesis.
          Contohnya: Mucor, Saccharomyces, Pleurotus (jamur tiram), Agaricus, dan lain-lain.
      d. Kingdom Plantae, terdiri atas semua organisme eukariotik, bersel banyak, berdinding sel yang
          mengandung selulosa, berklorofil, berfotosintesis, autotrof. Kerajaan tumbuhan dibagi menjadi
          tumbuhan berspora (lumut, paku) dan berbiji. Contohnya: padi, mawar, lumut hati, dan paku ekor
          kuda.
      e. Kingdom Animalia: memiliki ciri-ciri eukariotik, bersel banyak, tidak berklorofil sehingga tidak
         berfotosintesis, tidak berdinding sel, heterotrof. Contohnya: burung, gajah, ular, ayam, dan
         sebagainya. 
  5. Sistem Klasifikasi Enam Kingdom
     
Sistem ini menganut bahwa virus dimasukkan dalam kingdom tersendiri, oleh karena itu tingkatan
      klasifikasi ada enam kingdom, yaitu Virus, Protista, Monera, Fungi, Plantae dan Animalia.


CONTOH KUNCI DETERMINASI TUMBUHAN
1. Kunci menuju ke Tingkat takson Familia 
2. Kunci menuju ke Kingdom Plantae Divisi Spermatophyta Sub Divisi Gymnospermae dan 
3. Kunci menuju ke Kingdom Plantae Divisi Spermatophyta Sub Divisi Angiospermae Class 

Kunci determinasi lengkap (tanpa Pteridophyta) klik disini

Link pendukung kunci determinasi tumbuhan

Juga bisa identifikasi secara online di Layanan Herbarium Bandungense