LEMBAR
KERJA SISWA
Judul : Membuat Herbarium
Standar Kompetensi : Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia
Tumbuhan dan Hewan serta peranannya bagi kelangsungan hidup di Bumi
I.
HERBARIUM KERING
A. Dasar Teori
Herbarium
adalah sampel tumbuhan yang dikeringkan. Herbarium berguna di dalam pengenalan
dan identifikasi jenis-jenis tumbuhan. Herbarium yang baik adalah yang memuat
bagian-bagian tumbuhan yang representatif, yaitu organ-organ yang penting untuk
identifikasi. Pada tumbuhan tingkat rendah organ-organ tersebut adalah spora
atau kumpulan-kumpulan spora dan bagianbagian tertentu yang spesifik. Sedangkan
untuk tumbuhan tingkat tinggi, bagian-bagian tersebut berupa bunga, buah, dan
biji karena dasar klasifikasi tumbuhan tersebut adalah struktur bunga.
Karenanya sampel yang berupa bunga adalah syarat utama untuk berhasilnya
identifikasi sampai ke tingkat suku atau spesies. Sedangkan organ-organ lain
seperti akar, batang, dan daun sifatnya adalah tambahan.
B.
Tujuan
Membuat herbarium kering untuk
mengenal berbagai jenis tumbuhan.
C. Alat dan Bahan
1.
Herbarium
kit, meliputi ;
a.
Sasak
(pengepres) berupa anyaman bambu atau papan serta kertas koran dan potongan
kardus seukuran kertas A3, (lihat lampiran gambar 1.)
b.
Gunting
atau pisau,
c.
Etiket
gantung (untuk mencatat keterangan sampel ketika diperoleh di lapangan),
d.
Etiket
gantung (untuk mencatat keterangan pada kertas herbarium).
2.
Tripleks
atau Kertas karton ukuran A3
3.
Selotip
dan lem
4.
Pensil
dan pulpen
5.
Formalin
4% dalam alkohol 70 %
D. Cara Kerja
1. Ambillah sampel, berupa
bagian-bagian tumbuhan yang representatif (bunga, buah, dan biji). Bisa juga
ditambahkan bagian-bagian lain yang mendukung misalnya daun, akar, dan batang
yang memiliki perawakan yang khas.
2. Letakkan sampel tersebut di atas
kertas koran, kemudian dipres dengan sasak.
· Cara pengepresan adalah bagian
paling bawah berupa sasak kemudian disusul dengan potongan kardus dan kertas
koran di atasnya. Setiap sampel diberi pembatas berupa kertas koran, potongan
kardus digunakan untuk membatasi setiap lima sampel. Satu set herbarium kit
dapat digunakan untuk mengepres sampai 30 sampel, menyesuaikan dengan ukuran
sampel-sampel tersebut.
· Untuk menghindari tumbuhnya jamur
pada sampel-sampel tersebut dapat dilakukan dengan menyemprotkan formalin atau
alkohol.
· Jangan lupa untuk memberikan etiket
gantung pada setiap sampel, yaitu berisi keterangan mengenai nomor koleksi,
tanggal pengambilan sampel, lokasi, dan nama jenisnya. Penulisan keterangan tersebut
dilakukan dengan pensil.
3. Keringkan sampel-sampel tersebut dengan
dijemur tau dikeringanginkan. (sampel masih dalam keadaan dipres dengan sasak).
4. Setelah tiga hari, umumnya
sampel-sampel tersebut sudah cukup kering. Keluarkan sampel-sampel tersebut
untuk ditempelkan pada kertas herbarium (A3).
5. Sampel yang telah dikeluarkan dari
sasak harus segera ditempelkan pada kertas herbarium dengan hati-hati.
·
Bagian
sampel yang akan direkatkan dengan selotip terlebih dahulu diberi sepotong
kertas agar bagian lem dari selotip tidak bersentuhan langsung dengan sampel.
·
Apabila
sampel terlalu besar untuk ditempelkan pada kertas A3, sampel dapat dilipat
atau dipotong pada bagian-bagian tertentu dengan hati-hati sehingga tidak
menghilangkan ciri-cirinya.
6. Lengkapi herbarium tersebut dengan
etiket tempel yang berisi keterangan mengenai tanggal, habitatnya, klasifikasi
tumbuhan tersebut dan catatan khusus (nama daerah, manfaat).
·
Penulisan
keterangan tersebut dilakukan dengan pulpen. Etiket ini ditempelkan pada pojok
kanan bawah dengan sedikit lem pada sisi kanannya.
7. Kumpulkan herbarium dari berbagai
jenis tumbuhan (lumut, paku, dan tumbuhan berbiji (tumbuhan obat/herbal)),
dengan komposisi minimal satu spesies untuk tiap jenis tumbuhan.
8. Kumpulkan pekerjaan kalian sebagai
pelengkap laboratorium sehingga dapat digunakan untuk kegiatan belajar
selanjutnya.
LAMPIRAN
GAMBAR
1. Beberapa
contoh jenis sasak
SKEMA SINGKAT PEMBUATAN HERBARIUM KERING
Dalam proses belajar,
siswa menempuh langkah-langkah berikut:
|
||
II.
Herbarium basah
Herbarium basah biasa
digunakan pada pengawetan hewan kecil (invertebrata). Sedangkan tumbuhan yang
diawetkan dengan cara dibuat herbarium basah adalah tumbuhan yang jika
dikeringkan maka akan merusak bentuknya, misalnya untuk tumbuhan lumut dan
rumput laut.
A.
Alat – alat yang diperlukan untuk teknik pembuatan Herbarium
basah (lumut) :
1. Botol bekas yang terbuat dari kaca
dan tidak ada lekukan (botol nercafee, botol selai )
2. Spesimen Lumut (mis: Marchantia);
3. Formika (jika tidak ada dapat
diganti dengan mika, namun usahakan mika tidak terlalu lentur);
4. Larutan pengawet (FAA : Formalin,
Alkohol, Asetat + CuSO4)
5. Bor Listrik Kecil;
6. Senar Pancing;
7. Gunting;
8. Sekop untuk mengambil spesimen;
9. Spidol.
B.
Langkah Kerja:
1. Eksplorasi tempat yang di duga
terdapat spesimen Marchantia, kemudian ambil dengan menggunakan sekop
secara hati-hati. Ingat: Spesimen yang akan diawetkan harus terdapat organ lengkap
dan utuh serta tidak cacat. Organ yang harus ada meliputi: gemma cup, sisik dan
rhizoid, arkegoniofor dan anteridiofor;
2. Bersihkan kotoran dan tanah yang
terdapat pada spesimen yang akan di awetkan dan hati-hati terhadap organ yang
penting agar tidak rusak;
3. Kemudian potong formika dengan
gunting dan sesuaikan ukurannya dengan bagian dalam botol. usahakan formika
yang telah di potong dan ketika dimasukkan ke dalam botol tidak mudah bergerak
ke samping (harus rapat);
4. Tempatkan posisi penempelan spesimen
dan tandai dengan spidol. Dalam penempatannya dibutuhkan estetika agar spesimen
yang diawetkan nampak bagus dan pemanfaatannya sebagai media pembelajaran bisa
terlihat begitu juga dengan organnya. Tunjukkan organ gemma cup beserta
thallusnya, Anteridiofor, Arkegoniofor dan sisik beserta rhizoid;
5. Lubangi formika yang telah ditandai
dengan bor;
6. Ikat spesimen dengan senar pancing
pada formika yang telah dilubangi secara hati-hati agar organ yang ingin
ditunjukkan tidak rusak;
7. Kemudian isilah botol dengan larutan
pengawet sampai penuh dan tutuplah botol dengan rapat;
8. Awetan basah Lumut siap digunakan.
jika sudah jadi, maka awetan tersebut terlihat seperti gambar di bawah.